Powered By Blogger

Rabu, 18 November 2015

Perlawanan Rakyat Tapanuli ( 1878 – 1907 )


     

            Pada tahun 1878 Belanda mulai dengan gerakan militernya menyerang daerah Tapanuli, sehingga meletus perang Tapanuli dari tahun 1878 sampai tahun 1907.
Melalui kelembagaan seperti tarekat dan pesantren, para kyai dengan mudah menghimpun murid dan pengikut untuk melancarkan gerakan. Basis gerakan terutama di daerah Anyer, Cilegon dan Kramat Watu. Di tiga daerah itu terdapat lebih kurang 164 orang guru pesantren dan 3600 murid. Idiologi perjuangan mereka dalam melakukan perlawanan adalah perang sabil melawan pemerintah kaum kafir.

            Kerajaan batak terletak di wilayah tapanuli dengan pusat pemerintahannya di Bakkara, sebelah barat daya danau Toba. Sebab-sebab terjadinya Perang batak atau Perang tapanuli antara lain sebagai berikut :
1. Raja Sisingamangaraja XII menentang dan menolak dimana daerah kekuasaanya seperti kota Natal, Mandailing, Angkola, Sipirok di Tapanuli Selatan dikuasai Belanda.
2. Belanda ingin mewujudkan Pax Netherlandica ( Menguasai seluruh Hindia Belanda ).
             Tindak lanjut untuk mewujudkan Pax Netherlandica, Belanda menguasai Tapanuli Utara sebagai lanjutan pendudukannya atas Tapanuli Selatan dan Sumatera Timur. Belanda menempatkan pasukannya di Tarutung dengan dalih melindungi para penyebar agama Kristen.
              Menghadapi perluasan wilayah pendudukan yang dilakukan oleh Belanda, pada tahun 1878, Sisingamangaraja XII, menyerang kedudukan Belanda di daerah Tapanuli Utara dengan kekuatan 700 orang. Pertempuranpun merebak sampai ke daerah Buntar, Bahal Batu, Balige, Siborong-Borong, Lumban Julu dan Laguboti. Dengan gigih rakyat setempat berjuang saling bahu-membahu berlangsung sampai sekitar 7 tahun, walau akhirnya kewalahan menghadapi kekuatan Belanda.
               Sasaran uatama serangan Belanda adalah menguasai pusat kekuasaan Sisingamangaraja XII, yaitu Bakkara. Pada tahun 1894, dengan mengerahkan kekuatan begitu banyak, Belanda menyerbu Bakkara. Pertempuran sengit terjadi di daerah Pakpak Dairi, sebelah barat Danau Toba. Lambat laun, ruang gerak Sisingamangaraja XII semakin sempit, apalagi setelah pasukan belanda yang dipimpin Van Daalen bergerak ke Tapanuli Utara ( 1904 ).
               Pasukan andalan Belanda yaitu pasukan Marsose di bawah pimpinan Kapten Christoffle berhasil memukul pasukan Sisingamangaraja XII dan menyandera keluarganya. Sementara itu, Sisingamangaraja XII dapat meloloskan diri ke daerah hutan Simsim dengan dikuti pasukan dan keluarga yang tersisa.
               Tawaran Belanda agar menyerah oleh Sisingamangaraja XII tidak ditanggapi. Belanda akhirnya melakukan penangkapan dengan kekerasan, pertempuranpun terjadi yang menyebabkan Sisingamangaraja XII gugur sebagai kusuma bangsa.
Sisingamangaraja XII gugur pada tanggal 17 Juni 1907 bersama seorang putrinya yang bernama Lapian dan dua orang putranya yang bernama Patuan Nagari dan Patuan Anggi serta sepuluh pengikutnya. Jenasah Sisingamangaraja XII di bawa ke Tarutung dan dimakamlan di depan tangsi militer Belanda. Baru pada tahun 1953, jenasah dipindahkan ke Soposurung di Balige.


Sumber dari : aminhidayatcenter.blogspot.com/2013/03/perang-tapanuli-dan-perlawanan-rakyat.html?m=1

1 komentar:

  1. MADE IN OUR TIPS! Titanium Dabs nail pads - TITNIA
    “TIPS” MADE IN OUR titanium white dominus price TIPS! Titanium titanium quartz Dabs nail pads - TITNIA. MADE IN OUR TIPS! TITNIA. used ford edge titanium MADE IN OUR titanium bar TIPS! TITNIA. MADE IN raw titanium OUR TIPS!

    BalasHapus